KENAPA SAYA HARUS MENULIS?
Karena
saya ingin dikenang dan diingat oleh orang ketika saya tidak lagi di sini.
Dengan menulis saya bisa menciptakan cerita yang mungkin jauh lebih indah dari
kisah hidup saya. Menulis karena ingin berbagi dengan cerita. Mungkin saya
tidak berbakat menulis tapi saya suka menulis.
Katanya orang yang bisa menulis itu
karena ia mempunyai kisah yang bisa dibuat sebuah cerita. Jadi, orang yang
hidupnya biasa-biasa saja tidak bisa bercerita lewat tulisan? Tapi menurut saya
itu bukan jaminan. Justru yang punya cerita biasa-biasa saja bisa jadi luar
biasa jika kita menulisnya dengan hati, karena menyampaikan dengan hati maka
akan sampai ke hati juga.
Hem... ada juga yang bilang, jika
ingin jadi penulis itu harus menulis! Nggak menulis, ya bukan penulis namanya.
Tapi saya ingin bertanya, sebenarnya yang disebut PENULIS itu harus punya BUKU
ya? Kalau iya, berarti apakah orang yang pernah menerbitkan buku meskipun ia
hanya sekali menulis dan menjadikannya buku itu sudah bisa disebut penulis?
Orang seperti itu mungkin tidak punya waktu buat sekadar menulis, biasanya
sebagian dari mereka hanya menerbitkan buku biografi tentang perjalanan hidup
seseorang. Ada juga yang menulis adalah hobinya, kebanyakan waktunya hanya
untuk menulis saja, tapi tidak pernah diberi kesempatan untuk diterbitkan,
dengan kata lain ditolak oleh penerbit. Tapi, itu bukan berarti karyanya buruk,
mungkin ia hanya belum beruntung. Jadi, jika ada waktu dan kesempatan yang
datang menghampiri kamu, maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya, karena tidak
semua orang bisa mendapatkan keduanya sekaligus.
Kalau ada yang bertanya, “Jika jadi
penulis, kamu ingin seperti siapa?” Pasti semua menjawab, ingin seperti Coach Tendi Murti, yang bercita-cita
punya Seribu Penulis Muda. Atau si Manusia Sejuta Followers, Raditya Dika. Juga ingin seperti Kak Sukron Abdilah yang
sudah menerbitkan puluhan buku. Siapa lagi ya? Dewi Lestari. Oki Setiana Dewi
yang berawal menulis di buku harian. Ada lagi, Ramaditya Adikara, dosen yang luar
biasa, beliau seorang tunanetra yang menerbitkan beberapa novel. Jujur, saya
termotivasi oleh beliau, saya ingin mempunyai semangat menulis seperti yang beliau
punya. Ternyata, menulis itu tidak membatasi seseorang untuk berkarya, apapun
keadaannya selama kita punya kemauan, kita pasti BISA!
Setiap ditanya ingin sukses menjadi
penulis seperti siapa? Pasti dengan gampang kita menyebutkan nama-nama penulis
yang sukses dan terkenal, kita hanya ingin kesuksesan mereka tanpa melihat
proses di balik kesuksesan itu seperti apa. Dimana mereka pernah gagal, pernah
ditolak juga, tidak mungkin pemula langsung bagus, belajar juga butuh proses. Biar
bagaimanapun hasilnya nanti, jika dilalui dengan kerja keras tentu kita akan menghargai
semua yang kita capai kelak.
Kenapa saya harus menulis? Karena saya
ingin orang tidak memandangi saya sebagai orang yang tidak berguna, saya juga
ingin dengan tulisan saya, bisa membuktikan bahwa orang cacat itu bukan pembawa
sial. Saya ingin orang-orang yang dulu pernah meremehkan saya, bisa melihat
bahwa orang cacat juga bisa berkarya, bisa berprestasi. Berbicara soal pembawa
sial, saya dulu pernah jalan-jalan dengan kursi roda didorong oleh adik saya,
ketika saya mau pulang, di jalan saya bertemu dengan seseorang yang sudah duduk
di kendaraan bentor (becak motor) sudah mau berangkat, tapi ketika melihat
saya, orang itu turun lagi dan langsung masuk ke rumahnya dengan ekspresi wajah
kesal tanpa tersenyum pada saya, padahal kami berpapasan di jalan. Pasti dalam
hatinya bilang, “Sial, gara-gara orang cacat ini terpaksa saya tunda dulu
keberangkatan saya, kalau tidak saya akan sial nanti.”
Saya ingin bertanya, memangnya orang
bisa menentukan baik-buruknya nasib seseorang ya? Jika iya, saya ingin mengubah
dunia agar lebih damai dengan tulisan saya.
Kenapa saya harus menulis? Karena
saya juga ingin dunia mengenal dan menyebut nama saya ketika mereka ditanya
ingin menjadi penulis seperti siapa. Dan saya ingin meninggalkan kenangan lewat
tulisan, dan jika kaki ini tidak bisa membawa saya berkeliling dunia maka
dengan tulisan, dunia sendiri yang akan mencari saya. Seperti sebuah ungkapan,
“Jika kamu ingin mengetahui tentang dunia, maka membacalah... dan jika ingin
dunia tahu tentang kamu, maka menulislah....”
Dengan kekurangan saya yang tidak
bisa jalan ini, saya akan menjelajahi dunia lewat tulisan, yang tadinya enggan
tersenyum ramah pada saya. Dengan menulis juga saya ingin didengar karena
selama ini jangankan didengar, mereka tidak pernah mengerti dengan apa yang
saya katakan, karena saya juga seorang tunawicara. Semoga saya bisa menjadi
penulis yang menginspirasi banyak orang. Dan semoga saya masih diberi umur yang
cukup oleh Allah SWT sampai saya menerbitkan minimal satu buku, seperti ikrar
peristiwa tempo hari,
“Pada tanggal 11 bulan November 2015
saya dengan ikhlas, mengizinkan diri saya menjadi penulis dengan menerbitkan,
minimal satu buku pada tanggal 15 bulan Mei, 2016 dengan menjadikannya best seller atau lebih baik dari itu.
Aamiin.”
INDAH TINUMBIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar